"Besok atau Tidak Sama Sekali", Pentas Sejarah Sebelum Kemerdekaan
Redaksi
Berita
27 Sep 2023
"Hatta belum datang. Aku tidak akan membacakan teks proklamasi ini kalau Hatta tidak ada. Aku memerlukan dia," itulah potongan dialog pementasan drama monolog Besok atau Tidak Sama Sekali!
Stage of Wawan Sofwan berkolaborasi dengan Mahasiswa Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia (PBSI) Universitas Singaperbangsa Karawang (Unsika) angkatan 2022 dalam sebuah pementasan monolog "Besok atau Tidak Sama Sekali!". Pementasan ini diperankan langsung oleh Wawan Sofwan dan diadakan di Aula Unsika, Minggu (24/09/2023).
Untuk menyukseskan acara pertunjukan drama monolog ini, mahasiswa PBSI 2022 bekerja sama dengan beberapa pihak seperti, Teater Rintis, Teater Gabung, Teater Bunga, dan pihak pendukung lainnya.
Pementasan drama monolog "Besok atau Tidak Sama Sekali!" merupakan rangkaian pertunjukan yang diadakan oleh Wawan Sofwan di beberapa kota yang ada di Jawa Barat, dan salah satunya adalah Kota Karawang. Selain itu bagi mahasiswa PBSI angkatan 2022, penyelenggaraan pementasan ini guna memenuhi syarat mata kuliah Apresiasi Drama Indonesia.
Sahlan Mujtaba, selaku penyelenggara sekaligus dosen PBSI menyatakan bahwa tujuan diadakannya pementasan ini untuk mendapatkan pengalaman dari praktisinya langsung.
"Tujuannya untuk apresiasi juga yang paling penting adalah berbagi pengalaman dari Kang Wawan. Jadi, sebenarnya sebelum pentas ada rangkaian juga sorenya, ada berdiskusi dengan Kang Wawan dan beberapa mahasiswa ikut terlibat. Harapannya mahasiswa dapat pengalaman bagaimana Kang Wawan selama ini di dunia teater dan memang hidupnya dari teater, dan ternyata bisa hidup dengan profesi teater berkeliling negara, pentas ke luar negeri, jadi itu juga salah satu tujuannya untuk mendapatkan pengalaman dari praktisinya langsung dan senior," jelasnya secara langsung, Minggu (24/09/2023).
Dalam pertunjukannya Wawan Sofwan memilih peran sebagai Bung Karno. Alasannya, selain karena Wawan memang menyukai pidato-pidato dari Bung Karno. Hal ini dibuktikan dari banyaknya pementasan yang beliau perankan sebagai Bung Karno lebih dari 20 tahun sejak 2002, juga karena Karawang merupakan salah satu daerah yang menjadi saksi bisu sejarah kemerdekaan Indonesia.
"Karena bagaimanapun juga, kan, rangkaian kemerdekaan itu salah satunya Rengasdengklok. Rengasdengklok itu memberikan eskalasi pada Soekarno dan Hatta untuk memerdekakan Indonesia kan, gitu, jadi saya rasa ini salah satu kota yang penting untuk rangkaian kemerdekaan itu, gitu," ujarnya secara langsung, Minggu (24/09/2023).
Pertunjukan yang dihadiri oleh kurang lebih 200 orang ini menimbulkan berbagai respon positif, salah satunya dari Ketua Umum Teater Gabung Unsika, Muhammad Anggi.
"Sudah pasti, sih, dengan persiapan yang sesederhana ini tetapi penampilannya justru malah semewah ini, menurut aku ini adalah hal yang luar biasa. Secara keseluruhannya keren banget, apalagi aktor bermain perannya, artikulasi dan sebagainya, tata panggung, tata musik, dan sebagainya sangat keren banget. Jadi menurut aku overall untuk pementasan ini sukses," ujarnya secara langsung, Minggu (24/09/2023).
Saat ditanya tentang acara yang akan diadakan selanjutnya, sebagai seorang pengajar sekaligus praktisi, Sahlan tentu saja ingin mengadakan pementasan kembali.
"Iya ingin, ini harapan saya sebagai pengajar sekaligus praktisi. Saya tidak bisa sendiri, saya juga butuh dukungan dari kampus, tidak hanya fakultas, syukur-syukur rektor juga antusias terhadap acara-acara seperti ini. Ya, inginnya, ini juga lebih sering lagi, namun, kan, teater ini butuh banyak modal, tidak hanya finansial tetapi juga tenaga dan jejaring, dan itu butuh kerja sama dengan berbagai pihak, dan itu agak repot kalo misalnya sendirian," ungkapnya.
(TBN, SAS, IDN)