Faperta Buka Prodi Baru Pascasarjana Ilmu Pertanian, Mahasiswa Tanggapi Mengenai Fasilitas

Redaksi
Berita
26 Dec 2023
Thumbnail Artikel Faperta Buka Prodi Baru Pascasarjana Ilmu Pertanian, Mahasiswa Tanggapi Mengenai Fasilitas
Dalam rangka memperluas jangkauan pendidikan tinggi, Fakultas Pertanian (Faperta) Universitas Singaperbangsa Karawang (Unsika) telah membuka program pascasarjana, tepatnya program studi S2 Ilmu Pertanian. Pembukaan program studi baru ini dilatarbelakangi oleh upaya pengembangan dan pemenuhan kebutuhan masyarakat untuk mendapatkan layanan pendidikan yang lebih tinggi.

Setelah melalui banyak pertimbangan mendalam terkait pengembangan ilmu dan teknologi dalam sektor pertanian yang semakin kompleks,  rencana pembukaan program studi S2 Ilmu Pertanian yang sudah dicanangkan sejak 2018, diresmikan pada tanggal 1 Desember 2023, setelah dikeluarkannya Surat Keputusan (SK) dari Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) Republik Indonesia nomor 891/E/O/2023, tentang izin pembukaan program studi Ilmu Pertanian program Magister, Universitas Singaperbangsa Karawang, Kabupaten Karawang. Pendaftaran dan penerimaan mahasiswa baru program studi S2 Ilmu Pertanian akan mulai dibuka pada bulan Februari 2024. Rencananya program studi S2 Ilmu Pertanian akan menerima 20 mahasiswa di setiap angkatannya, dimana proses perkuliahan akan dilaksanakan secara luring dan daring. Keberadaan surat izin tersebut menjadi langkah konkret dalam merealisasikan visi dan misi Faperta untuk memberikan kontribusi positif terhadap perkembangan ilmu pertanian.

Sulistyo Sidik Purnomo, selaku Dekan Faperta Unsika, menjelaskan bahwa pembukaan program studi S2 merupakan upaya dalam mengembangkan institusi dan salah satu tuntutan masyarakat dalam mendapatkan status pendidikan yang lebih tinggi.

 “Ya tadi satu, rencana strategi dari Faperta itu dibuat lima tahun sekali. 2018 itu sudah dicanangkan untuk mendirikan program studi S2. Maka, perwujudannya dengan keluarnya surat izin itulah sebagai pijakan sah untuk dilaksanakannya pelaksanaan pendidikan tadi. Adapun semuanya dengan pertimbangan, institusi kan harus wajib mengembangkan institusinya, S1, S2, S3, selama sarana prasarana dan SDMnya menunjang dan itu tuntutan kebutuhan dari masyarakat untuk mendapatkan status pendidikan yang lebih tinggi,” ujarnya saat diwawancarai secara langsung, Kamis (14/12/2023).

Proses belajar mengajar program studi S2 Ilmu Pertanian akan menerapkan kurikulum yang didalamnya mencakup dampak eksklusif akibat adanya kawasan industri dan kawasan pertanian di Kabupaten Karawang. Selain itu, mahasiswa akan diberikan kesempatan untuk terlibat dalam penelitian-penelitian terkini yang relevan dengan kebutuhan industri pertanian.

Kan, kalo kurikulum sejak awal pengusulan wajib direncanakan untuk membuat kurikulum sesuai dengan kebutuhan lingkungan. Nah, di kita ini kan lingkungannya ada industri dan pertanian yang berdampingan di satu kota, kawasan. Itu akan mengakibatkan dampak yang eksklusif, maka disitu kita merancang kurikulum sesuai dengan keadaan tersebut, misalnya kalau di lingkungan industri akan ada peristiwa yang berbeda, yaitu adanya pembuangan limbah air dan udara. Sementara, di kawasan utara Karawang ini kan pertanian. Nah, kawasan pertanian ini kan sangat bergantung pada pengairan dan juga iklimnya nah itu disebut cekaman, dalam alam yang tercekam itu seperti apa sih untuk mengatasinya. Hal-hal seperti kajian-kajian tersebut ada pada kurikulum,” jelasnya.

Dimas Awal Septiadi, selaku ketua BEM Faperta, menyampaikan pendapatnya tentang pembukaan program studi S2 Ilmu Pertanian ini.

Gak terlalu spesial juga, karena balik lagi, Fakultas Pertanian permasalahannya masih sama, mentok-mentoknya permasalahan gedung. Tapi kalo misalkan  melihat dari visi misi Pak Dekan, menurut saya pribadi merupakan suatu gagasan baru buat meningkatkan elektabilitas dari pertanian itu sendiri. Ya gak masalah, sebetulnya yang dipermasalahkannya itu ntar ruang kelasnya dimana, proses belajar mengajarnya dimana,” ujarnya saat diwawancarai secara langsung, Senin (11/12/2023).

Tanggapan lain juga datang dari mahasiswa Fakultas Pertanian, yang menyatakan bahwa sebelum membuka program studi baru Faperta, Unsika seharusnya dapat lebih memperhatikan dan memperbaiki kualitas dari prodi yang sudah ada. 

“Menurut saya, sebelum membuka prodi baru, sebaiknya fakultas memperhatikan dan memperbaiki kualitas dari prodi yang sudah ada (agroteknologi dan agribisnis) yang seperti kita ketahui kedua prodi tersebut masih di akre B dan C. Walaupun dua prodi itu saat ini sudah berkembang tetapi sebagai mahasiswa kita belum merasakan fasilitas yang baik terutama di sarana dan prasarana fakultas,” ujar Mutiara Azzahra saat diwawancarai secara online melalui WhatsApp, Senin (11/12/2023).

Menanggapi hal tersebut, Sulistyo Sidik Purnomo, selaku Dekan Faperta menyampaikan bahwa Faperta sudah memenuhi syarat untuk membuka program Pascasarjana, dimana salah satu syaratnya adalah memiliki lima doktor yang sesuai dengan bidangnya. Selain itu, Faperta juga memiliki Sumber Daya Manusia (SDM) yang menunjang dan sudah memadai untuk membuka program studi S2 Ilmu Pertanian ini.  

“Sejak awal perizinan keluar, kalau tidak ditunjang dengan SDM yang menunjang dan memadai, tidak akan keluar. Izin keluar itu menunjukkan bagaimana SDM bisa menjamin mutu daripada pelaksanaan S2 nanti. Itu evaluasi sebelum keluar dari awal. Doktor minimal jumlahnya lima, kita punya lebih, doktor yang baru-baru ini banyak, cukup, sangat memadai. Kalau tidak memadai, tidak akan keluar izinnya. Terutama SDMnya, karena dalam proses perizinan syaratnya harus ada minimal lima doktor sesuai dengan pakarnya,” ujarnya saat diwawancarai secara langsung, Kamis (14/12/2023).

Dalam upaya meningkatkan daya tarik program studi S2 Ilmu Pertanian ke khalayak umum ini, Faperta Unsika mempunyai fokus untuk mengembangkan SDM terutama dalam meningkatkan kualified dosen di bidangnya masing-masing, meningkatkan dan melengkapi sarana dan prasarana, meningkatkan kerja sama dengan mitra dan badan-badan penelitian, baik dari swasta atau perusahaan lainnya. Sulistyo juga menjelaskan bahwa dalam upaya untuk mengenalkan program studi S2 Ilmu Pertanian, promosi dilakukan melalui media sosial dan koneksi mahasiswa S1 Faperta Unsika, ikatan alumni, koneksi dari dosen, dan sebagainya. 

Mahasiswa berharap dengan adanya penambahan prodi baru untuk jenjang magister di Faperta Unsika diiringi dengan pemberdayaan fasilitas yang lebih memadai lagi, terutama fasilitas yang ada di dalam Faperta.

“Saya harap, dengan dibukanya prodi baru ini kampus lebih memperhatikan fakultas pertanian dengan memberikan fasilitas yang layak dan memenuhi hak mahasiswa pertanian. Fakultas pertanian lebih berkembang lagi, baik dari kualitas mahasiswa, prestasi, dan fasilitas fakultas yang saya harap kedepannya lebih memadai,” ujar Mutiara.

Selain itu, Dimas memberikan tanggapan lain  mengenai harapan kedepannya tentang pendiriannya prodi Ilmu Pertanian di Fakultas Pertanian Unsika. 

“Mudah-mudahan dengan adanya S2 ini, fakultas  pertanian bisa dilihat juga, terutama dari rektor sendiri. Mungkin dengan adanya pertambahan prodi ini, segala apapun yang dibutuhkan pertanian, terutama dari praktikum dan yang lainnya juga, mungkin bisa dicanangkan, bisa terfokus untuk pertanian,” ungkapnya yang diwawancarai pada tanggal (11/12/2023).


(ZFS, HNF)

LPM Channel

Podcast NOL SKS