Mengenal Mingsih: Gerakan Penyadaran Bahaya Sampah bagi Lingkungan
Redaksi
Berita
01 May 2024
Hari Minggu pagi biasa dimanfaatkan masyarakat Karawang untuk melakukan aktivitas melepas penat setelah berkegiatan penuh dalam ruang-ruang formal seperti kantor, sekolah, atau kampus. Aktivitas yang biasa dilakukan pada Minggu pagi ialah berolahraga, mencari kudapan untuk sarapan, ataupun menghabiskan waktu bersama keluarga. Namun, ada satu hal yang mereka tinggalkan dan justru berdampak buruk bagi lingkungan, yaitu sampah.
Karangpawitan merupakan salah satu area publik yang biasanya dijadikan tempat berkumpul bagi masyarakat Karawang untuk melakukan kegiatan-kegiatan pengisi waktu luang di Minggu pagi. Namun, ramainya masyarakat yang berkegiatan di sana justru membuat sampah menumpuk dan membuat petugas kebersihan kewalahan untuk membersihkannya. Selain itu, masih banyak yang berpikir jika kebersihan merupakan tanggung jawab dari petugas kebersihan saja, padahal masalah kebersihan merupakan tanggung jawab seluruh elemen masyarakat. Sampah plastik yang berserakan di area Karangpawitan, Minggu (28/4/2024).
Pada Minggu, (28/4/2024) terdapat suatu Gerakan Pungut Sampah (GPS) yang dikenal dengan Minggu Bersih (Mingsih). Gerakan tersebut dilakukan di Karangpawitan bersamaan dengan pelaksanaan Car Free Day (CFD). Mingsih sendiri sudah bergerak sejak tahun 2012 dan rutin melakukan gerakan pungut sampah di berbagai area publik yang ada di Karawang.
“Gerakan Mingsih ini sejak tahun 2012. Memang sudah dilakukan mungkin udah ribuan kali ya setiap hari Minggu dan memang gerakan Mingsih ini sudah banyak relawan-relawan yang ikut,” ujar Yuda Febrian selaku koordinator gerakan Mingsih, Minggu (28/4/2024).
Para relawan yang mengikuti gerakan Mingsih terdiri dari berbagai kalangan, salah satunya adalah mahasiswa Universitas Singaperbangsa Karawang (Unsika) bernama Nazwa Aksani mahasiswa Program Studi (Prodi) Teknik Lingkungan. Nazwa mengatakan jika alasan dia mengikuti kegiatan Mingsih karena kegiatan tersebut dirasa sejalur dengan apa yang ia pelajari dalam ruang akademik.
“Karena kan balik lagi karena ini prodi kita juga kan ranahnya lingkungan. Jadi sangat berpengaruh banget buat nanti kita kerja kaya gimana, terus bagaimana kita tau tentang cakupan lingkungan seperti apa,” ujarnya, Minggu (28/4/2024).
Relawan Mingsih yang sedang mengambil sampah yang ditinggalkan masyarakat, Minggu (28/4/2024).
Selain gerakan pungut sampah, terdapat kegiatan lain yang dilakukan saat pelaksanaan Mingsih. Salah satu kegiatan yang dilakukan setelah memungut sampah adalah audit sampah. Para relawan Mingsih akan menghitung jumlah sampah yang tersebar di Karangpawitan dan akan menyortir merek dari sampah yang paling banyak tersebar saat pelaksanaan CFD di Karangpawitan.
“Jadi audit merek ini kita ngecek merek-merek yang sampah yang beredar di lapangan Karangpawitan,” ucap Yuda. Proses audit merek yang dilakukan setelah pemungutan sampah, Minggu (28/4/2024).
Yuda juga mengatakan setelah mereka menyortir sampah dari merek apa yang paling banyak tersebar di Karangpawitan. Mereka akan melayangkan somasi terbuka kepada perusahaan dari merek tersebut karena telah tidak bertanggung jawab atas tersebarnya sampah di Karawang khususnya di Karangpawitan.
Permasalahan sampah memang sudah seharusnya menjadi tanggung jawab seluruh masyarakat meskipun para petugas kebersihan memang ditugaskan untuk melakukan pembersihan. Oleh karena itu, tidak ada salahnya untuk membantu mereka untuk meringankan tugasnya.
“Jaga kebersihan aja. Kami kan menyediakan tong-tong sampah. Jadi buang sampah pada tempatnya supaya bisa meringankan beban kami,” ujar Tuti dan Rukmini selaku petugas kebersihan, Minggu (28/4/2024).
Kegiatan Mingsih merupakan salah satu cara untuk menyadarkan masyarakat betapa pentingnya kebersihan lingkungan. Tindakan kecil untuk membuang sampah dengan benar saja sudah membantu mengurangi dampak buruk dari sampah dan membantu petugas kebersihan untuk melakukan pekerjaan.
Terdapat harapan yang dilontarkan oleh Yuda, ia berharap dari pelaksanaan Mingsih dapat mengubah kebiasaan masyarakat menjadi lebih baik lagi.
“Jadi diharapkannya memang masyarakat ini bisa sadar, bisa memilah sampahnya, mengolah sampahnya agar tidak berserakan. Sederhananya bisa mengubah habit,” tutup Yuda.