Menilik Pemira Unsika 2025: Polemik dan Intervensi

Redaksi
Berita
04 Feb 2025
Thumbnail Artikel Menilik Pemira Unsika 2025: Polemik dan Intervensi
Pemilihan Raya (Pemira) merupakan suatu ajang pesta Demokrasi yang dilaksanakan pada tingkat Perguruan tinggi. Salah satunya di Universitas Singaperbangsa Karawang (Unsika), yang menggelarnya setiap 1 tahun sekali. Pemilihan ini dilakukan untuk mencari regenerasi dari Presiden Mahasiswa (Presma) dan Wakil Presiden Mahasiswa Unsika, serta Anggota Badan Legislatif Mahasiswa (BLM) Unsika, yang diselenggarakan oleh Komisi Pemilihan Umum Mahasiswa (KPUM). Namun, Pemira 2025 diwarnai dengan sejumlah polemik. 

Pemira tahun ini, masih dilakukan secara daring dengan memanfaatkan website e-voting yang mengharuskan mahasiswa untuk login menggunakan Nomor Pokok Mahasiswa (NPM) dan Nomor Induk Kependudukan (NIK). Calon Presma nomor urut 01, Tri Prasetyo Putra Mumpuni, menyayangkan masih digunakannya sistem ini, menurutnya, pemilihan secara daring ini seharusnya diterapkan ketika situasi tidak mendukung. 

“Pemira tahun ini pun menggunakan e-voting yang seharusnya sistem e-voting ini hanya digunakan ketika situasi tidak mendukung saja karena kan munculnya sistem e-voting ini ketika (masa) covid ya.  Namun, sangat disayangkan dengan efisiensi anggaran e-voting ini malah jadi kebiasaan,” jelasnya saat diwawancarai via WhatsApp, Sabtu (25/1/2025).

Sejumlah mahasiswa mengaku, bahwa akunnya pada sistem e-voting ini tiba-tiba sudah melakukan voting dengan sendirinya, padahal mereka belum memilih. Hal ini diatasi dengan pengaduan untuk mengurangi suara dari paslon dan calon anggota BLM. Mahasiswa mulai cemas dengan kebocoran data ini, karena pihak kampus tidak melakukan atau mengeluarkan statement terkait permasalahan ini.

“Sebelumnya saya belum milih. Namun, saat saya baru login tiba-tiba hak pilih saya sudah terpilih pada pasangan nomor 1,” ungkap salah satu mahasiswa yang menjadi korban saat diwawancarai via WhatsApp, Jumat (24/1/2025).

Salah satu anggota KPUM yang tidak ingin disebut namanya, mengafirmasi perihal kebocoran data. NIK itu termasuk sebagai data pribadi yang dilindungi oleh Undang-Undang (UU) Nomor 27 Tahun 2022 tentang Perlindungan Data Pribadi (PDP).

“Banyak laporan yang memakai data pribadi. Nah, kenapa saya mempermasalahkan itu karena ini NIK loh yang dijaga negara (untuk) kebocoran-kebocoran data,” pungkasnya saat diwawancarai secara langsung, Jumat (24/1/2025).

Anggota KPUM juga mengaku mendapatkan intervensi dari BLM Unsika karena penerbitan berita acara dan mengajak bertemu tanpa adanya surat undangan. 

“Di berita acara yang penundaan itu memang kan data yang hilang, terus intervensi,” jelasnya. 
 
Barcode lampiran bukti intervensi yang dikirimkan oleh salah satu anggota KPUM, Jumat (24/1/2025).
 
LPM Unsika telah menghubungi pihak bersangkutan untuk dimintai keterangannya terkait pemecatan anggota KPUM, namun hingga saat ini LPM Unsika masih belum mendapatkan respon dari pihak yang bersangkutan.

Anggota KPUM menyatakan bahwa selain mendapatkan intervensi dari Ormawa lainnya, ia merasa jika sidang akhir Pemira juga dilaksanakan atas intervensi dari pihak Wakil Rektor (Warek) 3 yang mengharuskan Pemira cepat selesai. 

“Ternyata pemira harus cepat selesai dari Warek 3 juga,” ungkapnya.

Dengan banyaknya kejanggalan yang terjadi, Tri menyatakan bahwa ia tidak mengakui hasil Pemira yang dinilainya carut-marut. Hal itu termasuk terpilihnya Presma, karena banyaknya permasalahan dan kejanggalan dalam proses pemilihannya.

“Bahwa hari ini pemira betul-betul tidak dapat diakui keberadaannya. Dan hari ini saya dan kawan-kawan tidak mengakui keberadaan Presma yang dipilih dari pemira yang culas dan penuh kecurangan struktur dan sistematis,” ungkapnya.

Presiden Mahasiswa terpilih, Hendra Nova Ramadhan, menjelaskan bahwa segala macam permasalahan dikembalikan kepada KPUM dan Panwas sebagai pihak yang berwenang. 

“Aku kalau masalah itu mungkin juga menyerahkan ya ke pihak yang berwenang gitu. KPUM dan Panwas biarlah mereka yang memang sebagai tugas dan tanggung jawabnya untuk menyelesaikan,” tuturnya saat diwawancarai secara langsung, Jumat (24/1/2025).

Salah satu anggota Panwas juga memberikan pernyataan mengenai Pemira, ia beranggapan bahwa ada beberapa hal yang perlu diperbaiki. Salah satunya dalam penyeleksian panitia yang tidak memiliki pengalaman dan adanya upgrading untuk Panwas pada Pemira berikutnya. 

“Pertama adalah penyeleksian panitianya mungkin boleh angkatan baru, tapi ada seleksi lain, yaitu dari secara pengalaman dan juga pemahaman. Di KPUM dengan Panwas sendiri ada beberapa panitia yang tidak mempunyai pengalaman dan juga pemahaman luas tentang pemira,” imbuhnya saat diwawancarai secara langsung, Jumat (24/1/2025).

Hendra juga mengungkapkan harapannya untuk Pemira kedepannya dilakukan secara luring supaya lebih terasa euforia-nya dan pemilihan akan lebih konkrit. 

“Untuk pemira selanjutnya mudah-mudahan bisa didorong dengan offline. Saya berharap untuk tahun depan mungkin saya nanti akan komunikasi juga bersama ketua BLM terpilih untuk mendorong untuk offline tahun depan biar konkrit juga dan memang benar-benar terasakan juga mahasiswanya nanti kalau offline bakal ke kampus,” harapnya.

Penulis: MLN, JN, AHF, dan NSK
Desainer: JN

LPM Channel

Podcast NOL SKS