Ramadhan Fair: FKDK Bersama KNRP Ajak Peduli Kemanusiaan di Bulan Suci Ramadhan
Redaksi
Berita
26 Mar 2024
Forum Komunikasi Dakwah Kampus (FKDK) Universitas Singaperbangsa Karawang (Unsika) kembali menyelenggarakan kegiatan Ramadhan Fair pada tahun ini. Kegiatan Ramadhan Fair merupakan salah satu proker tahunan yang diadakan oleh FKDK Unsika. Ketua Pelaksana Ramadhan Fair, Fajar Rizki Aditiya, mengatakan bahwa kegiatan Ramadhan Fair tahun ini diadakan sedikit berbeda dari tahun kemarin.
“Dari konsep acaranya agak sedikit berbeda, mungkin dari tahun kemarin itu hanya ada lomba-lomba saja, nah, sekarang itu diganti konsepnya. Jadi, yang pertama berbagi takjil, dilanjut santunan anak yatim, terus sama yang sekarang ini kajian,” ujarnya saat diwawancarai secara langsung, Minggu (24/3/2024).
Kegiatan Ramadhan Fair tahun ini berupa kajian yang berkolaborasi dengan Komite Nasional untuk Rakyat Palestina (KNRP) di Masjid Al-Khoir Kampus Unsika, Minggu (24/3/2024). Tema kajian yang diusung pada tahun ini adalah “Ramadhan untuk Gaza”.
Salah satu panitia penyelenggara Ramadhan Fair, Annisa, menyatakan kondisi yang terjadi di Palestina saat ini menjadi latar belakang pemilihan tema Kajian Ramadhan Fair tahun ini.
“Mungkin, sekarang masih hangat konflik Palestina gitu gak sih? Jadi, kita mengambil tema tersebut dan di bulan suci ini lebih menyadarkan peduli kita terhadap isu lingkungan,” ujarnya saat diwawancarai secara langsung, Minggu (24/3/2024).
Pada kajian tersebut, FKDK dan Komite Nasional untuk Rakyat Palestina (KNRP) turut mendatangkan pemateri seorang ulama dari Palestina, Syekh Hamzah Muhammad, yang membawakan materi tentang genosida yang terjadi di Palestina.
Fajar menyebutkan perasaannya dapat mengundang pemateri dari luar negeri. “Gak nyangka aja gitu, sekarang tuh bisa mengambil pemateri dari luar,” ungkapnya.
Setelah penyampaian materi selesai, kegiatan Ramadhan Fair dilanjutkan dengan acara buka puasa bersama panitia dan peserta.
Peserta kajian Ramadhan Fair, Najlah Hakim, mengaku sangat antusias dan merasa sejalan dengan kondisi Islam yang terjadi saat ini, terutama kondisi Palestina. Ia juga mengungkapkan perasaannya ketika mengikuti kajian ini.
“Mungkin jadi kayak teringat dengan saudara-saudara kita di Gaza. Kita di sini masih bisa tertawa tapi dengan keadaan yang berbeda dengan yang di sana, mungkin bisa tertawa dengan tekanan,” ungkapnya saat diwawancarai langsung, Minggu (24/3/2024).
Peserta lain dalam kajian ini, Rifah, mengungkapkan tujuan mengikuti kajian ini adalah untuk lebih tahu mengenai kondisi Gaza. Ia juga mengungkapkan manfaat yang ia dapat setelah mengikuti kajian ini.
“Iya, jadi lebih mengingat Allah,” ungkapnya saat diwawancarai secara langsung, Minggu (24/3/2024).
Mereka pun berharap agar ke depannya acara bisa dikemas lebih menarik lagi agar dapat menarik antusias mahasiswa dan mahasiswi dari luar Fakultas Agama Islam.
“Semoga lebih banyak lagi yang ikut, acaranya udah menarik tapi buat lebih menarik lagi. Kalau bisa, diadakannya sebulan sekali karena banyak yang minat juga,” harapannya.
(HMN, NOL)